Katanya padaku..

Clarina Tiara Agneta
2 min readMar 14, 2022

--

What would you do if you love someone with all your heart, then whenever you say you love him he said:

“Kamu adalah source of my stress. Give me my space.”

When you finally let him go for his good, when you tried your best to trust him that a girl he brought home to his hometown was just his friend, and the next day you see another proof of he is lying. Sampai kapan ya dia mau terus denial terhadap hubungannya dengan perempuan itu? :)

But when you are hurt by the proof you see, you are not allowed to discuss how you feel to him, and he even choose her side by saying:

“Kalau kita mau tetap berhubungan dan komunikasi, permintaanku hanya kita netral dan tidak membahas apapun tentang this shit relationship. Aku tidak ingin bahas apapun tentang dia.”

Or when you try to find the truth, asking him nicely, he keeps saying:

“Selama ini kamu tidak pernah mempercayaiku.”

Bagaimana kamu bisa berubah netral tanpa perasaan jika baru saja 3 bulan yang lalu kamu mengetahui sudah di bohongi selama 3 bulan penuh, bahwa dia sudah bersama orang lain?

Apakah mungkin hati seseorang semudah itu sembuh, netral kembali, tanpa ingin tahu kebenaran di balik hal yang melukainya?

Luka. Sangat dalam. Hingga kalut. Kehilangan diri sendiri.

Saat ini aku hampir tidak bisa mengenali dan memahami diriku sendiri. Dia sudah menjadi bagian dari diriku selama 3 tahun lebih. Dan dia mengecewakanku dengan luka, trauma yang sangat besar.

Lalu apa yang dia katakan setelah semua hal itu?

Netral? Tidak membahas perempuan itu?

Bukankah kamu terlalu kejam untuk memberi persyaratan seperti itu ketika berbicara dengan orang yang telah kamu sakiti?

Sungguh kamu adalah orang paling jahat yang pernah kutemui.

Terima kasih ya, sudah melukaiku, memberiku pukulan yang sangat besar.

Hancurkan aku sampai berkeping-keping semaumu, maka semakin hancur aku, semakin mahal hargaku.

Suatu saat kamu akan mengerti bahwa kamu sudah bertindak sangat egois dan kejam pada orang yang sudah kamu kasihi dan mengasihimu dengan luar biasa selama 3 tahun.

Kuharap Tuhan pertemukan kamu dengan takdirmu yang seharusnya. Kuharap aku bangkit dengan sempurna setelah akhirnya hancur berkeping-keping.

Hari ini ada yang berbisik padaku: “Kau terlalu berharga untuk luka.”

Maka inilah aku. berusaha berdiri kembali dengan sisa 5 watt kekuatanku untuk memahami bahwa hidupku bukan hanya tentangmu.

Hidupku dipenuhi oleh banyak teman dan saudara yang mengasihiku.

Walaupun sejak kau pergi kau telah merusak 3 konsep kehidupanku tentang pertemanan, harapan, dan kasih..

Aku mau berusaha mempercayai lagi bahwa aku layak dikasihi.

Aku mau berusaha mempercayai lagi bahwa aku layak diperlakukan lebih baik dari ini.

Aku mau berusaha mempercayai lagi bahwa aku berhak punya pengalaman dicintai dengan lebih baik.

Aku mau berusaha mempercayai lagi bahwa ada orang disana yang menginginkanku begitu rupa.

Disaat itulah aku benar-benar merelakanmu pergi dengan perempuan sialan itu. Kuharap kalian menemukan jati diri kalian yang hilang segera supaya tidak saling menyakiti kedepannya.

Begitulah takdir Tuhan, waktu akan selalu berlalu dengan kecepatan yang sama. Dan waktu akan menghapus semua seperti biasanya.

Jadi berhentilah khawatir sayang, dan hiduplah sesuai yang kau mau.

Tidak apa. Aku tidak apa. Selamat jalan.

--

--